Koperasi sebagai salah satu unit
ekonomi yang didasarkan atas asas kekeluargaan dewasa ini telah mengalami
perkembangan yang pesat di dunia. Eksistensi koperasi sejak zaman dulu sampai
sekarang telah banyak berperan dalam pembangunan khususnya di umumnya di dunia.
Sebagai gerakan ekonomi rakyat yang menyatukan kaum ekonomi lemah, koperasi
telah membantu membangun ekonomi negara–negara di dunia baik negara maju maupun
negara berkembang. Bahkan sekarang koperasi di negara–negara maju tidak hanya
sebagai unit ekonomi kecil lagi tetapi sudah berkembang menjadi unit ekonomi
yang besar, strategis dan punya daya saing dengan perusahaan–perusahaan skala
besar. Pembangunan koperasi dapat diartikan sebagai proses perubahan yang
menyangkut kehidupan perkoperasian Indonesia guna mencapai kesejahteraan
anggotanya. Tujuan pembangunan koperasi adalah menciptakan keadaan masyarakat
khususnya anggota koperasi agar mampu mengurus dirinya sendiri (self help). Upaya
pemulihan ekonomi koperasi tetap dalam posisi yang termarjinalkan. Pemerintah
sering bersuara lantang untuk memberdayakan koperasi, tetapi tetap saja
koperasi tidak terlihat peranan yang signifikan dalam menyumbang perekonomian.
Yang berkembang hanyalah kuantitas koperasi dan tidak terlihat perbaikan
kualitasnya, baik mikro maupun makro ekonomi. Perkembangan koperasi masih
menghadapi masalah-masalah baik di bidang kelembagaan maupun di bidang usaha
koperasi itu sendiri. Masalah-masalah tersebut dapat bersumber dari dalam
koperasi sendiri maupun dari luar.
Masalah
Internal :
1.
Keanggotaan dalam Koperasi
Ditinjau dari segi kualitas
masalah keaggotaan koperasi tercermin dalam :
a. Tingkat
pendidikan mereka yang pada umumnya masih rendah
b. Ketrampilan dan
keahlian yang dimiliki oleh para anggota terbatas
c. Sebagian dari
anggota belum menyadari hak dan kewajiban mereka sebagai anggota. d.
e. Banyaknya anggota yang tidak
mau bekerjasama dan mereka juga memiliki banyak utang kepada koperasi, hal ini
menyebabkan modal yang ada dikoperasi semakin berkurang.
2.
Pengurus Koperasi
Dalam hal kepengurusan juga
dihadapi kelemahan-kelemahan yang sama. masalah yang menjadi penghambat
berkembangnya koperasi dari sisi pengurus adalah : 3
a. Pengetahuan ,
ketrampilan, dan kemampuan anggota pengurusnya masih belum memadai
b. Pengurus belum
mampu melaksanakan tugas mereka dengan semestinya.
c. Pengurus kurang
berdedikasi terhadap kelangsungan hidup koperasi.
d. Pengurus
kadang-kadang tidak jujur
e.
Masih ada koperasi yang anggota pengurusnya kurang berusaha untuk menigkatkan
pengetahuan dan ketrampilannya.
f. Dalam
kepengurusan koperasi sampai saat ini masih belum ada pembagian tugas yang
jelas.
g.
Pengurus koperasi kebanyakan yang sudah lanjut usia dan para tokoh masyarakat
yang sudah memiliki jabatan ditempat lain, sehingga perhatiannya terhadap
koperasi berkurang.
h. Pegurus masih belum mampu
berkoordinasi dengan anggota, manajer, pengawas, dan instansi pemerintah dengan
baik.
3.
Pengawas Koperasi
Anggota dari badan pengawas
koperasi banyak yang belum berfungsi. Hal ini di disebabkan oleh:
a.
Kemampuan anggoota pengawas yang belum memadai
b. Di pihak lain,
pembukuan koperasi biasanya belum lengkap dan tidak siap untuk diperiksa.
c. Pemeriksaan yang dilakukan
oleh petugas koperasi sekunder dan kantor koperasi juga belum banyak membantu
perkembangan kemampuan anggota pengawas ataupun peningkatan pembukuan koperasi.
Pemeriksaan yang mereka lakukan terutama mengarah pada kepentingan permohonan
kredit.
Masalah
Eksternal
Iklim
yang mendukung pertumbuhan koperasi belum selaras dengan kehendak anggota
koperasi, seperti kebijakan pemerintah yang belum jelas dan efektif untuk
koperasi, sistem prasarana, pelayanan, pendidikan, dan penyuluhan. Banyaknya
badan usaha lain yang bergerak pada bidang usaha yang sama dengan koperasi juga
merupakan sebab belum berkembangnya koperasi di Indonesia.
Dari
Sisi Bidang Koperasi
Koperasi
menjadi salah satu unit ekonomi yang punya peran besar dalam memakmurkan negara
ini sejak zaman penjajahan sampai sekarang. Perkembangan koprasi tidak berkembang
,ini dikarenakan beberapa hal yaitu:
1. Imej koperasi sebagai ekonomi
kelas dua masih tertanam dalam benak orang–orang sehingga, menjadi sedikit
penghambat dalam pengembangan koperasi menjadi unit ekonomi yang lebih besar
,maju dan punya daya saing dengan perusahaan–perusahaan besar.
2. Perkembangan koperasi dimulai
dari atas (bottom up) tetapi dari atas (top down), artinya koperasi berkembang
bukan dari kesadaran masyarakat, tetapi muncul dari dukungan pemerintah yang
disosialisasikan ke bawah. Berbeda dengan yang di luar negeri, koperasi
terbentuk karena adanya kesadaran masyarakat untuk saling membantu memenuhi
kebutuhan dan mensejahterakan yang merupakan tujuan koperasi itu sendiri,
sehingga pemerintah tinggal menjadi pendukung dan pelindung saja. pemerintah
bekerja double selain mendukung juga harus mensosialisasikanya dulu ke bawah
sehingga rakyat menjadi mengerti akan manfaat dan tujuan dari koperasi.
3. Tingkat partisipasi anggota
koperasi masih rendah, ini disebabkan sosialisasi yang belum optimal.
Masyarakat yang menjadi anggota hanya sebatas tahu koperasi itu hanya untuk
melayani konsumen seperti biasa, baik untuk barang konsumsi atau pinjaman.
Artinya masyarakat belum tahu esensi dari koperasi itu sendiri, baik dari
sistem permodalan maupun sistem kepemilikanya. Mereka belum tahu betul bahwa
dalam koperasi konsumen juga berarti pemilik, dan mereka berhak berpartisipasi
menyumbang saran demi kemajuan koperasi miliknya serta berhak mengawasi kinerja
pengurus. Keadaan seperti ini tentu sangat rentan terhadap penyelewengan dana
oleh pengurus, karena tanpa partisipasi anggota tidak ada kontrol dari anggota
nya sendiri terhadap pengurus.
4. Manajemen koperasi yang belum
profesional, ini banyak terjadi di koperasi koperasi yang anggota dan pengurusnya
memiliki tingkat pendidikan yang rendah. contohnya banyak terjadi pada KUD yang
nota bene di daerah terpencil. Banyak sekali KUD yang bangkrut karena
manajemenya kurang profesional baik itu dalam sistem kelola usahanya, dari segi
sumberdaya manusianya maupun finansialnya. Banyak terjadi KUD yang hanya
menjadi tempat bagi pengurusnya yang korupsi akan dana bantuan dari pemerintah
yang banyak mengucur. Karena hal itu, maka KUD banyak dinilai negatif dan
disingkat Ketua Untung Duluan.
5. Pemerintah terlalu memanjakan
koperasi, ini juga menjadi alasan kuat mengapa koperasi Indonesia tidak maju
maju. Koperasi banyak dibantu pemerintah lewat dana dana segar tanpa ada
pengawasan terhadap bantuan tersebut. Sifat bantuanya pun tidak wajib
dikembalikan. Tentu saja ini menjadi bantuan yang tidak mendidik, koperasi
menjadi ”manja” dan tidak mandiri hanya menunggu bantuan selanjutnya dari
pemerintah.
Kunci
Pembangunan Koperasi
Menurut
Ace Partadiredja dosen Fakultas Ekonomi Universitas Gajah Mada, faktor-faktor
yang menghambat pertumbuhan koperasi Indonesia adalah rendahnya tingkat
kecerdasan masyarakat Indonesia. Menurut Baharuddin faktor penghambat dalam pembangunan
koperasi adalah kurangnya dedikasi pengurus terhadap kelangsungan hidup
koperasi. Ini berarti bahwa kepribadian dan mental pengurus, pengawas, dan
manajer belum berjiwa koperasi sehingga masih perlu diperbaiki lagi. Prof.
Wagiono Ismangil berpendapat bahwa faktor penghambat kemajuan koperasi adalah
kurangnya kerja sama di bidang ekonomi dari masyarakat kota. Kerja sama di
bidang sosial (gotong royong) memang sudah kuat, tetapi kerja sama di bidang
usaha dirasakan masih lemah, padahal kerja sama di bidang ekonomi merupakan
faktor yang sangat menentukan kemajuan lembaga koperasi. Ketiga
masalah di ini merupakan inti dari masalah manajemen koperasi dan merupakan kunci
maju atau tidaknya koperasi di Indonesia. Untuk meningkatkan kualitas koperasi,
diperlukan keterkaitan timbal balik antara manajemen profesional dan dukungan
kepercayaan dari anggota. Mengingat tantangan yang harus dihadapi koperasi pada
waktu yang akan datang semakin besar, maka koperasi perlu dikelola dengan
menerapkan manajemen yang profesional serta menetapkan kaidah efektivitas dan
efisiensi. Untuk keperluan ini, koperasi dan pembina koperasi perlu melakukan
pembinaan dan pendidikan yang lebih intensif untuk tugas-tugas operasional.
Dalam melaksanakan tugas tersebut, apabila belum mempunyai tenaga profesional
yang tetap, dapat dilakukan dengan bekerja sama dengan lembaga-lembaga
pendidikan yang terkait.
Sumber : http://srisetiawaty007.files.wordpress.com/2012/11/mengapa-koprasi-tidak-berkembang-dan-maju-secara-signifikan.pdf
0 komentar:
Posting Komentar